BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia
diciptakan oleh Allah SWT kemuka bumi, sebagai khalifah (pemimpin)
dimuka bumi ini, oleh sebab itu manusia tidak terlepas dari perannya
sebagai pemimpin, dimensi kepemimpinan merupakan peran dalam setiap upaya pembinaan.
Hal ini telah banyak dibuktikan dan dapat dilihat dalam gerak langkah setiap
organisasi. Peran pemimpinan begitu menentukan ukuran efektif nya suatu organisasi. Dalam
menyoroti pengertian dan hakikat kepemimpinan, sebenarnya dimensi kepemimpinan
memiliki aspek-aspek yang sangat luas, serta merupakan proses yang melibatkan
berbagai komponen didalamnya dan saling mempengaruhi.
Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap
organisasi, karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau
gagalnya sebuah organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka kita sebagai mahasiswa/i jurusan manajemen
pendidikan islam, perlu mengetahui dan mempelajari pentingnya Kepemimpinan
dan teori mengenai kepemimpinan.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa yang di maksud dengan Kepemimpinan?
·
Apa saja Teori kepemimpinan?
·
Apa saja teori perilaku?
1.3 Tujuan
·
Menjelaskan Defenisi Kepemimpinan
·
Menjelaskan Teori-teori kepemimpinan
·
Menjelaskan Teori perilaku
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi Kepemimpinan
G.R
TERRY dalam bukunya yang berjudul “PRINCIPLES OF MANAGEMENT” mengemukakan
defenisi berikut tentang kepemimpinan.
“… Leadership is the relationship in
which one person, or the leader, influences other to work together willingly on
related tasks to attain that which the leader desires “.
Dari
defenisi tersebut dapat kita menyimpulkan bahwa :
· Aktivitas memimpin pada hakikatnya meliputi suatu hubungan
·
Adanya satu orang yang mempengaruhi
orang-orang lain agar mereka mau bekerja kea rah pencapaian sasaran tertentu. 1
Hubungan antara pemimpin dan mereka
yang di pimpin bukanlah hubungan satu arah tetapi senantiasa harus terdapat
adanya antar hubungan ( Interaction) . Bahwa seorang pemimpin harus dapat
mempengaruhi kelompok nya , jelas karena apabila ia tidak mampu melakukannya
maka berarti bahan ini tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dengan
baik.
Karena begitu luas dan bervariasinya
kepemimpinan itu , sebaik nya kita di sini menggunakan defenisi yang bersifat
umum pula. Menurut Robbins (1993) ,
Kepemimpinan didefenisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
sebuah kelompok menuju pencapaian tujuan kelompok.2 sumber dari pengaruh ini bisa saja formal seperti pengaruh
yang diberikan oleh kedudukan manajerial tingkat tertentu organisasi/perusahaan. Karena posisi
manajemen biasanya disertai kewenangan tertentu yang secara resmi diberikan
oleh organisasi, seseorang yang menjalankan peran kepemimpinan tersebut hanya
sebatas posisi yang dipegangnya dalam organisasi itu.
1.
Winardi, kepemimpinan dalam manajemen , Rineka Cipta,1990, Jakarta hal.56
2.
Makmuri muchlas, perilaku organisasi, Gadjah mada
University press,2008, Yogyakarta, hal.318
Perhatikan
perbandingan berikut antara seorang pemimpin dan non pemimpin :
PEMIMPIN
|
NON PEMIMPIN
|
1.
Memberikan Inspirasi pada pekerja
|
1.
Menekan pekerja
|
2.
Melaksanaka pekerjaan dan mengembangkan pekerjaan
|
2.
Melaksanakan pekerjaan dengan mengorbankan pekerja
|
3.
Menunjukkan kepada pekerja bagaimana ia harus melaksanakan pekerjaan
|
3.
menimbulkan perasaan takut pada pekerja dengan ancaman-ancaman dan
paksaa-paksaan
|
4.
Menerima tanggung jawab
|
4.
Mengelak tanggung jawab
|
5.
Menyelesaikan persoalan kerugian yang timbul dalam bidang produksi atau
penjualan
|
5.
Mengalihkan kesalahan kepada pihak lain, apabila terjadi kerugian dalam
bidang produksi atau penjualan
|
Seorang
pemimpin memimpin dan bukanlah “memaksa” . Ia menarik pengikutnya hingga
mencapai puncak prestasi. Seorang pemimpin mengenal sufat-sifat individual
pengikut-pengikutnya dan ia mengetahui kualitas-kualitas apa yang akan
merangsang mereka untuk bekerja sebaik mungkin.3
2.2
Teori Kepemimpinan
G.R
TERRY dalam bukunya “Principles of
Management” mengemukakan 8(delapan) buah teori kepemimpinan sebagai berikut :
1.
TEORI OTOKRATIS (THE AUTOCRATIC
THEORY)
2.
TEORI PSIKOLOGIS (THE PSYCHOLOGIC
THEORY)
3.
TEORI SOSIOLOGIS (THE SOSIOLOGIC
THEORY)
4. TEORI SUPPORTIF (THE
SUPOPORTIVE THEORY)
5. TEORI LAISSEZ FAIRE (THE LAISSEZ-FAIRE THEORY)
6. TEORI PERILAKU PRIBADI (THE PERSONAL-BEHAVIOUR THEORY)
7. TEORI SIFAT (THE TRAIT THEORY)
8. TEORY SITUASI (THE SIRUATIONAL THEORY)
3.
Winardi, kepemimpinan dalam manajemen , Rineka Cipta,1990, Jakarta hal.57
2.2.1 TEORI OTOKRATIS
Pemimpin
disini cenderung mencurahkan perhatian perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, ia
melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan sesuai
dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-perintah yang biasanya
di perkuat oleh adanya sanksi-sanksi di antara mana disiplin adalah factor yang
terpenting.
2.2.2 TEORI PSIKOLOGIS
Pendekatan
ini terhadap kepemimpinan menyatakan fungsi seorang pemimpin adalah
mengembangkan motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja
kea rah pencapaian sasaran-sasaran.
2.2.3 TEORI SOSIOLOGIS
Usaha-usaha
untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi-interaksi antara para pengikut ,
kadang-kadang hingga tingkat timbulnya konflik yang merusak didalam atau
diantara kelompok-kelompok. Dalam situasi demikian pemimpin diharapkan untuk
mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinan nya dan
mengembalikan harmoni dan usaha usaha kooperatif antara para pengikutnya.
2.2.4 TEORI
SUPPORTIF
Disini
pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya
dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaiknya melalui tindakan membantu
usaha-usaha mereka.
2.2.5 TEORI LAISSEZ FAIRE
Berdasarkan
teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para
pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Pendekatan ini merupakan
kebalikan langsung dari teori otokratis.
2.2.6 TEORI PERILAKU PRIBADI
Kepemimpinan
dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola
kelakuan para pemimpin . pendekatan ini melakukan apa yang dilakukan oleh
pemimpin dalam hal pemimpin. Hingga tingkat tertentu ia bersifat fleksibel,
karena ia beranggapan bahwa ia perlu mangambil langkah langkah yang paling
tepat untuk menghadapi suatu problem tertentu.
2.2.7 TEORI SIFAT
Diantara
sifat sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin antara lain :
·
Intelegensi : lebih menyukai dengan
ide-ide abstrak,
·
Inisiatif : kemampuan untuk melihat
arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak lain, dan kemampuan untuk mengatut
tindakan-tindakan
·
Energi atau rangsangan : memiliki
jiwa yang energik untuk mencapai tujuan
·
Kedewasaan emosional : dapat di
andalkan dan objektivitas
·
Persuasif : kepemimpinan dengan
persetujuan dengan pihak yang akan dipimpin
·
Skill komunikatif : memiliki
kemampuan untuk mengemukakan sesuatu dengan tegas dan jelas
·
Kepercayaan kepada diri sendiri :
berkeyakinan untuk berhasil dari sesustu yang dihadapi
·
Persepsif : kemampuan untuk
mengetahui kelakuan orang lain
·
Kreativitas : memikirkan hal-hal
yang baru
·
Partisipasi sosial : kemampuan untuk
berhadapan denga orang-orang
2.2.8 TEORY SITUASI
Pendekatan
ini untuk menerangkan kepemimpinan menyatakan bahwa harus terdapat cukup banyak
fleksibelitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam
situasi. 4
4.
Winardi, kepemimpinan dalam manajemen , Rineka Cipta,1990, Jakarta hal.68
2.3 Teori
Perilaku
Kepemimpinan
disini dilihat dari tindakan tindakan yang berhubungan dengan prestasi kerja,
yang dapat membantu kelompok untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan
umpamanyapeningkatan kualitas interaksi , membangun kekompakkan kelompok
menyiapkan sumber daya yang tersedia untuk kelompok , atau peningkatan
efektivitas. 5
2.3.1 TEORI KONTINGENSI
Telah menjadi semakin jelas bahwa meramalkan
sukses kepemimpinan dirasakan lebih kompleks daripada pengisolasian beberapa
watak atau perilaku yang disukai. Kegagalan untuk memperoleh hasil yang
konsisten mengarahkan kita untuk fokus pada pengaruh-pengaruh situasional .
efektivitas kepemimpinan ternyata tergantung pada siruasinya, dimana kondisi
situasional tadi perlu diisolasikan kalau kita ingin mengetahui tingkat
pengaruh nya.teori-teori kontingensi termasuk kompleksitas struktur tugas yang
harus diselesaikan,kualitas hubungan antara pimpinan dan bawahan, kekuatan
posisi dari si pemimpin, kejelasan peran dari bawahan, norma kelompok,
kemudahan informasi, penerimaan bawahan terhadap keputusan pimpinan, dan
kematangan bawahan.
Teori ini dapat digambarkan seperti
di bawah ini
5. Makmuri
muchlas, perilaku organisasi, Gadjah
mada University press,2008, Yogyakarta, hal.327
2.3.2 . TEORI
HUMANISTIK
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”.Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001). 6
2.3.3
TEORI BEHAVIORISME
Behaviorisme
merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang
efektif bila ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia
sebagai pelaku.
6.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/teori-teori-kepemimpinan.html
Beberapa tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu hubungan
antara seorang pemimpin dan yang dipimpin, menjadi seorang pemimpin adalah
orang yang dapat mempengaruhi yang dipimpin untuk mencapai suatu sasaran
tertentu. Seorang pemimpin mempengaruhi pihak yang dipimpin melalui
kualitas-kualitas yang dimiliki nya berupa : kepercayaan , kemampuan
komunikatif, dan kesadarannya tentang pengaruhnya atas pihak lain ,maupun
dengan persepsinya tentang situasi yang sedang dihadapi dan bawahan-bawahannya.
K
mksih., sangat membantu
BalasHapus